Kedelai Bantul menuju Center of Excellence "Kedelai Bantul Untuk Indonesia"

Program pengembangan dan pemberdayaan petani berkelanjutan untuk kedelai di Kabupaten Bantul telah dikembangkan sejak 2018 dan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa kedelai di Kabupaten Bantul merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang diprioritaskan. Program tersebut telah menghasilkan indikator-indikator keberhasilan dalam pengembangan program kedelai di Kabupaten Bantul. Indikator keberhasilan ini dapat dijadikan sebagai barometer perkembangan teknologi pertanian kedelai di Indonesia. Untuk itulah dibuat Program Sinergi Pentahelix Pengembangan Kedelai Kabupaten Bantul menuju Center of Excellence: Kedelai Bantul Untuk Indonesia.

Menindaklanjuti program tersebut telah diadakan acara Panen Kedelai & Dialog seputar Program Sinergi Pentahelix Pengembangan Kedelai Kabupaten Bantul menuju Center of Excellence: Kedelai Bantul Untuk Indonesia. Acara tersebut diadakan pada hari Senin, 13 Maret 2023 di Kebun Penanaman Kedelai Nogosari, Selopamioro, Kab Bantul.

Panen Raya Kedelai BPR Kurnia Sewon
Dialog Program Sinergi Pentahelix Pengembangan Kedelai Kabupaten Bantul menuju Center of Excellence: Kedelai Bantul Untuk Indonesia

Hadir pada acara, Dr. Atris Suyantohadi, S.TP, M.T., dari Fakutas Teknologi Pertanian UGM, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Bantul Bpk. Joko Waluyo, S.Pt., M.Si. Kemudian Kepala Bappeda Kabupaten Bantul Ibu Ir. Fenty Yusdayati, M.T. , Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kab Bantul, Staf Ahli Bupati Bpk Yuswaseno. Hadir pula Kepala BPP Imogiri Kab Bantul, Direktur Java Agro Prima Bpk Sunarso, dan Dirut Bank Kurnia Sewon Bpk A. Nojendra. Dari kelompok tani, hadir Ketua Gapoktan Sabdodadi Kab Bantul, Ketua Poktan Nogosari, Selopamioro Bantul. Serta Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara), dan para petani di wilayah Nogosari Selopamioro.

Kedelai Lokal Unggulan

Sinergi Pentahelix adalah sebuah konsep kolaborasi antara lima pihak atau kelompok yang memiliki peran penting dalam mencapai inovasi & pembangunan berkelanjutan. Kelima pihak atau kelompok tersebut adalah pemerintah, bisnis/industry, akademisi, masyarakat petani, dan media. Konsep sinergi Pentahelix bertujuan untuk memperkuat kemitraan antara kelima pihak atau kelompok tersebut dalam mengembangkan inovasi dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Masing-masing pihak atau kelompok memiliki peran yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan tersebut.

Pada kesempatan dialog tersebut, Dr. Atris Suyantohadi mengungkapkan pengembangan kedelai lokal dengan Smart Agricultural Enterprise Kedelai (SAEKedelai) ini telah mampu menyaingi mutu produk kedelai impor. Dr. Atris memperkenalkan bibit kedelai lokal non-GMO unggulan varietas Grobogan, yang dikemas dalam kemasan kedap hingga mampu bertahan selama 1 tahun, yang diklaim mampu tumbuh dengan probabilitas hingga 85%. Komoditi kedelai lokal non-GMO merujuk pada varietas kedelai lokal yang tidak dimodifikasi secara genetik (non-GMO - genetically modified organism). Dr. Atris juga menyajikan formula vegetatif yaitu Booster Agensia, dan Biosaka yang berperan sebagai elisitor/pemicu bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus.

Panen Raya Kedelai di Kebun Penanaman Kedelai Nogosari, Selopamioro, Kab Bantul.
Dukungan BPR Kurnia Sewon

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, merasa bersyukur dan terkesan dengan hasil panen kedelai lokal yang lebih baik kualitasnya dibandingkan dengan kedelai impor. Ia mengungkapkan bahwa masih ada ratusan hektar lahan di Kabupaten Bantul yang belum dimanfaatkan dan berharap agar Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat membantu mengembangkan lahan pasir di sepanjang pantai dengan menggunakan teknologi SAEKedelai.

Program Sinergi Pentahelix ini juga didukung oleh sektor industri, dimana Java Agro Prima sebagai off-taker komoditas kedelai, siap membeli hasil panen dari petani dengan sistem kontrak. Java Agro Prima bahkan telah bekerja sama dengan industri, salah satunya dengan menyuplai kebutuhan kedelai dari PT Nestle. Disisi lain, kebutuhan kedelai nasional 90% masih ditopang dari kedelai impor. Dukungan dari berbagai pihak, tersebut diatas, diharapkan mampu menjadikan kedelai lokal sebagai pemain di negeri sendiri. Sinergi dari hulu ke hilir ini membuat BPR Kurnia Sewon berkomitmen untuk mendukung pertanian kedelai dari sisi pembiayaan dan pendampingan.

Direktur Java Agro Prima Bpk Sunarso, Direktur Utama Bank Kurnia Sewon Bpk A. Nojendra

Acara tersebut diakhiri dengan panen kedelai bersama-sama secara simbolis di Kebun Penanaman Kedelai Nogosari, Selopamioro. Kesempatan ini juga sekaligus memperkenalkan dukungan teknologi pertanian. Antara lain Field Monitoring System (FMS) dan Mobile Power Threaser (pemisah biji kedelai dari kulitnya). Juga telah dicoba drone untuk distribusi pupuk dan pengendalian hama.

(admin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *